Sebelum Tidur

Sabtu, 28 November 2009


Ada orang yang menghabiskan waktunya dengan membicarakan kejelekan orang lain.
Ada yang mengisi hidupnya dengan menolong sesama tanpa pamrih.
Ada juga yang sibuk dengan membohongi hati nurani, teman dan keluarga.
Ada yang mengisi waktu dengan berlari kesana-kemari mencari tempat bersembunyi.
Ada yang sibuk dengan kesombongannya, aku tidak akan pernah terkalahkan.
Ada yang selalu malu-malu, duduk di sudut hati sambil tertunduk.
Beberapa meluangkan waktu untuk bernyanyi,
ada juga yang menangis.
Banyak juga yang tertawa sambil bertepuk tangan.
Memang hidup ini lucu bin ajaib.
Dapat diisi, dihabiskan, dengan berbagai cara.
Semua cara sah, asal tidak menyenggol orang lain.
Kalau sudah terlanjur kena, jangan lupa bilang maaf.
Nah, ada juga yang susah sekali meminta maaf dan mengakui kesalahannya.
Namun, banyak pula yang sering mengobral maaf dimana-mana sampai ndower bibirnya.
Hidup yang pendek ini, cuma sekali. Entah jadi apa selanjutnya.
Aku
senang dengan kehidupan.
Bersyukur setiap detiknya.
Menghabiskan waktu dengan belajar dari kesalahan,
walaupun sesusah apapun itu.
Memilih menulis daripada nggambleh.
Aku senang belajar. Supaya bisa naik kelas.
Karena hidup hanya mampir ngombe.
Hanya mampir.
Hanya sebentar.
Dari ada menjadi tiada.
Dari tiada menjadi ada.

Jadi manusia.

Teliti Sebelum Bicara

Jumat, 27 November 2009


Di jaman Yunani kuno, Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi.
Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata, “Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?”
“Tunggu sebentar,” jawab Socrates. “Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil.
Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali.”
“Saringan tiga kali?” tanya pria tersebut. “Betul,” lanjut Socrates.
“Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.

Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?” “Tidak,” kata pria tersebut,”sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda”. “Baiklah,” kata Socrates. ” Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak.”

Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu :KEBAIKAN Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?” “Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk”. “Jadi,” lanjut Socrates, “anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar.

Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya,yaitu: KEGUNAAN
Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?” “Tidak, sungguh tidak,” jawab pria tersebut. “Kalau begitu,” simpul Socrates,” jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya… tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?”

Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata- kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali.

Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.

http://klipingartikel.anastix.net/category/cerita-bijak

Jangan Larang 2012

Kamis, 26 November 2009


14.30 seat C 5,6,7,8 2010

Tadi jam setengah tiga, akhirnya aku nonton 2012. Senangnya hati bukan karena filmya, tapi kemenangan karena bisa menonton tanpa mengantri, berkat kartu ajaib Mtix milik adikku.
Setelah 3 jam memelototi layar bioskop, dengan suguhan visual effect canggih yang memanjakan mata, aku memutuskan untuk melarang pelarangan pemutaran film 2012.
Artinya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri, aku kira tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari film tersebut. Malahan aku melihat banyak sisi positif yang dapat kita renungkan.

2012, tidak hanya melulu berisi tentang kehancuran, atau apa yang dinamakan kiamat. Ya, memang selama 3 jam, banyak tampilan bencana dahsyat dipertontonkan. Tapi kalau kita mau sejenak mencermati, bukankah 2012, berisi tentang sebuah fakta luar biasa yang kadang dilupakan oleh banyak orang sekarang ini, yaitu bahwa memang Bumi sudah semakin tua dan rentan. Wahai saudara, Bumi kita ini mempunyai umur. Bukankah, dari berbagai buku pelajaran IPA dari SD sampai SMA, kita telah diajarkan bagaimana kelahiran awal terbentuknya planet Bumi kita ini. Dan selayaknya sesuatu yang pernah lahir, maka dia pun pastinya akan berproses menjadi dewasa, tua dan kembali tiada. Itu adalah sebuah data, fakta otentik yang dapat dibuktikan oleh pelbagai bidang ilmu di semesta ini. Namun sayangnya, fakta ini, tidak lalu menjadi kesadaran bagi banyak orang. Kesombongan manusia membodohi dirinya sendiri. Berlomba untuk membangun gedung paling tinggi, menge-bor hasil bumi sampai kedalaman yang tak terhingga, mencuri, merampas, memperkosa hijaunya pepohonan menjadi gundul, botak tak seimbang.

Lalu lucunya, ketika sebuah film 2012 dan segala ramalan tentang kiamat muncul, membuat banyak orang gugup, kaget, takut, tidak siap. Kita manusia lupa, bahwa bukankah memang itu adalah hal ilmiah ter-logis yang pernah ada. Kehancuran Bumi untuk kembali dimurnikan, tidaklah perlu diramalkan. Kalau kita manusia mau sejenak bersahabat dengan alam, memanusiakan manusia, maka kita pasti tahu Bumi itu betul-betul hidup dan berputar. Selayaknya dari sesuatu yang tiada pasti kembali ke-ketiada-an. Lumrah. Ilmiah. Logis. Jadi janganlah lantas heran dan terkaget-kaget mendengar penuturan mama Loren atau Ki Gendeng Pamungkas tentang kiamat. Yang lalu harus kita cermat disini adalah, Manusia salah satu mahluk ciptaan Tuhan, yang konon paling tinggi kemampuan dan akal budinya, harus bisa membuktikan bahwa Tuhan memberi kita akal, pasti bukan untuk tidak digunakan. Mari kita gunakan akal kita untuk hidup selaras dengan bumi yang sudah semakin renta ini. Cari cara aman untuk bisa menyelamatkan generasi kita selanjutnya. Stop tebangi hutan. Berhenti bangun bangunan tinggi. Jangan gali minyak semena-mena. Mulai memanusiakan manusia.

Sebuah pernyataan menarik dari film 2012, "jika kita sudah tidak mengenal rasa kemanusiaan, maka disitulah sebenarnya peradaban manusia terhenti". Dialog dari Dr. Adrian itu kiranya patut menjadi renungan. Dikala kita manusia asyik berlomba untuk menyombongkan diri dengan menghalalkan berbagai cara, kita lupa pada hakikat manusia yaitu sebagai mahluk sosial, Homo Homini Socius. Disitulah sebenarnya letak eksistensi kita sebagai manusia, dengan memanusiakan manusia lainnya. Bukan menjadikan orang lain sebagai sapi perahan atau kelinci percobaan.

Kembali ke 2012, saya senang film ini dibuat. Dan saya kira semua orang harus tonton film ini. Supaya setidaknya, kita dapat sedikit meluangkan waktu untu berpikir bahwa, Bumi dan manusia hanyalah seumpama setitik debu di lautan yang antah berantah. Dengan demikian, besar harapannya, manusia bisa sadar bahwa entah di tahun kapanpun kiamat terjadi, kita tidak terlambat membuktikan untuk dapat menjadi manusia yang manusiawi bukan hewani. Tidak seperti sekarang ini.

Tuhan tidak murka. Kiamat mungkin tidak terjadi. Tapi kenyataan bahwa Bumi, Matahari, dan BimaSakti adalah sama tidak abadi-nya dengan kita manusia, tidak dapat dipungkiri.
Maka mari kita mulai mencurahkan hati dan pikiran untuk dapat menjadi manusia yang paling manusiawi di planet ini, karena itulah mengapa kita dilahirkan di semesta ini. Sebelum terlambat, ayo mulai sapa sesama, dekat dengan Nya, syukuri apa yang ada, dan perangi kejahatan dalam dirimu. Dan semoga selamat sampai tujuan.

Bon Voyage Little Creature!!

Malaikat

Senin, 23 November 2009



Bicara tentang malaikat, pagi ini aku bertemu.
Mereka memberiku gantungan kunci Donald bebek dan boneka hello kitty.
Dua malaikat mungil itu bernama, Yuen dan Laras.
Aku menjadi wali murid mereka, satu tahun lalu.
Pagi ini, mereka masih mengingatku,
Pagi ini mereka, masih memperhatikanku.
Terimakasih untuk memberitahuku betapa berharganya aku.
Terimakasih, Yuen dan Laras, utusan semesta yang manis.
Seribu cara Dia untuk menyapaku,
Betul kata Ibu, pertolonganNya tidak pernah terlambat.
Hari ini aku ditolong dari sesuatu yang bernama, putus asa.

Tersenyum aku melihat gantungan Donald di tasku dan hello kity dengan rok oranye.
Terimakasih.

Timoho Lala

Sabtu, 21 November 2009


Semalam aku ditemani dengan dinginnya malam mengendarai motor menuju pentas muridku dibaciro. Gelapnya malam, menyusuri jalan timoho kesukaanku. Jalan itu memang sudah sejak lama menjadi favoritku. Bagaimana tidak, ditengah kota Jogja, kita masih bisa mendapati deretan jalan dengan pohon-pohon besar dikanan kirinya. Kalau kita sejenak memandang keatas, sungguh indah, seperti gerbang selamat datang tapi dengan pohon besar sebagai aksesorisnya.
Jalan Timoho, tidak lama lagi akan kutinggalkan. Menyediakan ruang bagi kebenaran untuk bergerak berteriak. Pastinya,akan ada Timoho lain di kota berbeda.


Kalau ada sumur di ladang
Jangan lupa menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita berjumpa lagi.
Mungkin di suatu pagi di tahun babi.

Lala,
(menyicil) Pamit.

LIVE

Kamis, 19 November 2009

WARNA WARNI NURANI

Rabu, 18 November 2009




Hari ini berakhir dengan malam yang diguyur hujan malu-malu dan satu kotak es krim 3 rasa. Ada anggur,jeruk,dan strawberry, semua dengan rasa permen mendominasi.
Sama seperti rasa yang berwarna-warni, hidup juga begitu. Manis, asam, asin, pahit, pedas, semua jadi satu, bergiliran mendatangiku silih berganti.
Konon, satu hal takdir atau nasib yang memang melekat pada manusia, semenjak dari bayi merah dilahirkan, adalah bahwa manusia tak kan pernah bisa lepas dari dua hal. Cina filsuf menyebutnya dengan Yin Yang. Jatuh-bangun. Gelap-terang. Siang-malam. Atas-bawah. Tawa-tangis. Bahagia-Sedih. Selalu tentang dua hal yang menjadi antonim bagi kata yang lain. Karena kita memang dikutuk untuk selalu bersinggungan dengan si Yang dan si Yin, maka kuncinya adalah terletak pada kesiapan dan keikhlasan untuk menerima itu semua. Untuk itulah sedari dulu, kita manusia diajarkan oleh berbagai sumber ilmu, roda kehidupan selalu bijak berputar.

Malam semakin larut, hewan malam pun mulai beringsut keluar dari peraduan. Ada nyanyian katak bersahutan masih diiringi hujan yang menetes malu-malu. Lala masih berceloteh tidak jelas dengan blognya. Satu-satunya rumah nyaman untukku berbicara, setelah facebook tidak lagi indah.
Jadi teringat hari ini dan beberapa hari lalu. Ada perang berkumandang didada. Membuncah amarah di hati. Diam, sepertinya bukan lagi pilihan tepat untukku bersikap. Ingin ku teriakkan semua gundah di hati, kenyataan yang sesungguhnya terjadi, untuk menyekap, membungkam semua mulut nakal yang akhir-akhir ini memekakkan telinga dan hati khususnya. Seleksi alam pun terjadi. Siapa lawan, siapa kawan, berjumpalitan telanjang dihadapanku. Terbengong-bengong ku menyaksikan tampilan demi tampilan mereka. Begitu rupanya. Begini rasanya.
Amarah didada, ternyata tidak lalu membuatku silap. Hari ini, untungnya, aku masih dapat tegak berdiri dengan para pasukan kurcaci dari negeri empati sebagai pengobat lara hati. Senyuman mengembang masih tersemat di wajahku. Jantung, masih tepat berdetak. Mata masih lengkap melihat. Hati, sedikit demi sedikit bertambah sehat. Lala, sendiri disini, bersama ruangan sunyi, bernama Nurani.

Terimakasih waktu yang bijak, hari ini aku masih sempurna.
Semoga besok bisa bangun pagi untuk kembali menata hati.