nge-natal-i

Sabtu, 26 Desember 2009


Manusia sebagai mahluk simbol, sepertinya sudah amat dimengerti oleh semesta atau yang biasa kita sebut sebagai Bapa, Allah, Tuhan. Untuk manusia, semua harus serba visual, kasat mata dan verbal. Maka lalu diciptakannya lah, atau bahasa alkitab nya 'diutus', seseorang bernama Yesus Kristus, dengan status sebagai putraNya yang kudus. Yesus, yang walaupun seorang manusia 'ting-ting', namun jiwa dan segala misterinya konon merupakan kembaran atau malah roh si Allah itu sendiri.

Kembali ke penyadaran bahwa manusia adalah mahluk simbol, maka Allah pun turun gunung, dan menjelma menjadi Yesus yang juga manusia. Karena ketika Allah itu tidak berwujud, hanya berupa segumpalan energi yang melayang entah, akan sulit dipahami dan diimani oleh manusia. Dan mulailah Yesus berkarya. Semua kata dan sabda mampu membius ribuan orang yang lalu menjadi pengikutNya. Segala mukjizat dan keajaiban yang DIa buat, mencengangkan banyak umat yang lalu berbondong-bondong mengikuti Nya. Yesus menjadi idola kawula muda, tua, wanita dan anak pada jaman itu. Mungkin sama seperti kita sekarang yang begitu bisa mengidolakan artis atau tokoh terkenal. Selalu ada dorongan ingin tahu tentang apa yang terjadi dengan idola kita. Dan kadang lebih dari itu, kita pun men-dewa-kan idola kita, yang sebenarnya manusia juga. Ini berbeda dengan Yesus. Waktu itu, dia membawa slogan, label, sebagai Putra Allah. Hal itu sangat kontekstual sekali, cucok dengan kebutuhan manusia di jaman itu. Kebutuhan akan sosok Sang Juru Selamat. Dan Yesus hadir dengan sangat sempurna Nya.

25 Desember -yang lalu diyakini sebagai hari lahir Yesus-, kiranya perlu dihayati dengan penuh kesederhanaan. Karena Yesus sendiri sebagai simbol, idola, mencontohkan dengan lahir dikandang domba, penuh keprihatinan namun berpengharapan. Hal itu bukannya karena tidak ada pilihan. Sepertinya semesta mempunyai banyak pilihan tentang alur cerita kelahiran PutraNya. Namun dengan bijaksananya, Beliau memilih untuk melahirkan putraNya di kandang, lewat rahim Bunda Maria, wanita luar biasa yang memang dipilih Allah bukan dengan lotere atau undian.

Sekarang tanggal 27, Natal sudah lewat. Kisah heroik Yesus masih manis tersimpan di setiap lembar Kitab Suci.
Pagi tadi senyum dan doa terselip dihatiku, Terimakasih Yesus karena dengan luar biasanya Engkau telah mau memilih dan menjalani jalanMu itu yang penuh dengan luka dan sengasara. Terimakasih karena dengan begitu, menjadi pengharapan bagi orang-orang yang sedang mengalami sengsara untuk selalu menengok kembali pada perjalananMu. Untuk akhirnya tertunduk, dan berkata, aku siap memilih ini dengan segala salib yang ada, seperti Yesus yang rela wafat di kayu salib, asalkan Kehendak Mu lah yang terjadi padaku.

Selamat Natal semua.
Damai di hati. Damai di bumi.

Pasukan Kecil Negeri Empati

Kamis, 10 Desember 2009


Sebenarnya aku benci mengeluh. Aku tidak suka berkeluhkesah. Namun hari ini aku sedang manja.
Aku mengeluh dan berkeluh, memandang muridku, 22 pasukan malaikat kecil yang selalu mewarnai setiap langkahku. Mendengar mereka berceloteh dan tertawa terbahak, duniaku mendadak bersemburatkan pelangi laksana setetes air di gurun pasir nan gersang. Menemani mereka belajar dan bermain, menjadi saksi akan proses luar biasa yang bisa dilakukan Jerome, Valen, Ama, Timmy, Puput, Kiyan, Anggi.

Menjadi mellow karena tak dinyana, sebentar lagi waktu membolehkan aku untuk bersama mereka. Aku cinta menjadi guru yang dicinta muridku. Bantuan mereka yang kasat mata, telah memapahku terus menjadi manusia kuat seperti superhero khayalan mereka.
Ini hari, kupandang satu persatu mereka. Menyempatkan waktu duduk bersama, kembali bercerita ngalor-ngidul dengan mereka. Seperti Nikolas yang bercerita tentang kakaknya yang barusan saja tertabrak. Dengan mata melotot dan ucapan yang celat, dia dengan gegap gempita bertutur :
" kakakku itu ketablak lho miss kemalen. dia kan naik motol, telus lampunya ijo, jalan telus..eh ada motol levo absolut kenceng banget, nablak kakakku. levo absolutnya ke bengkel abis selatus libu. soalnya motol levo nya itu nyetil sambil mesemesan (SMS, jadinya nablak deh.motolnya kakakku itu honda biasa"

Cerita Niko itu mau tidak mau membuatku tersenyum dan terbahak. Lalu langsung saja setelah itu mulut-mulut lainnya berebutan untuk bercerita. Ada Nanta yang selalu cerita tentang MbahKung nya yang mau ganti mobil Feroza nya dengan Avanza hitam. Devlin yang mau pergi ke Cirebon dengan naik mobil Kijang Jantan. Hahahaha.

Fuih! Its always hard to say goodbye.
When the times come, dunno yet what will happen. One thing that i really know for sure, I love them muchly. Much. Much.
Muach!

aku


senang.

terimakasih.