Pasukan Kecil Negeri Empati

Kamis, 10 Desember 2009


Sebenarnya aku benci mengeluh. Aku tidak suka berkeluhkesah. Namun hari ini aku sedang manja.
Aku mengeluh dan berkeluh, memandang muridku, 22 pasukan malaikat kecil yang selalu mewarnai setiap langkahku. Mendengar mereka berceloteh dan tertawa terbahak, duniaku mendadak bersemburatkan pelangi laksana setetes air di gurun pasir nan gersang. Menemani mereka belajar dan bermain, menjadi saksi akan proses luar biasa yang bisa dilakukan Jerome, Valen, Ama, Timmy, Puput, Kiyan, Anggi.

Menjadi mellow karena tak dinyana, sebentar lagi waktu membolehkan aku untuk bersama mereka. Aku cinta menjadi guru yang dicinta muridku. Bantuan mereka yang kasat mata, telah memapahku terus menjadi manusia kuat seperti superhero khayalan mereka.
Ini hari, kupandang satu persatu mereka. Menyempatkan waktu duduk bersama, kembali bercerita ngalor-ngidul dengan mereka. Seperti Nikolas yang bercerita tentang kakaknya yang barusan saja tertabrak. Dengan mata melotot dan ucapan yang celat, dia dengan gegap gempita bertutur :
" kakakku itu ketablak lho miss kemalen. dia kan naik motol, telus lampunya ijo, jalan telus..eh ada motol levo absolut kenceng banget, nablak kakakku. levo absolutnya ke bengkel abis selatus libu. soalnya motol levo nya itu nyetil sambil mesemesan (SMS, jadinya nablak deh.motolnya kakakku itu honda biasa"

Cerita Niko itu mau tidak mau membuatku tersenyum dan terbahak. Lalu langsung saja setelah itu mulut-mulut lainnya berebutan untuk bercerita. Ada Nanta yang selalu cerita tentang MbahKung nya yang mau ganti mobil Feroza nya dengan Avanza hitam. Devlin yang mau pergi ke Cirebon dengan naik mobil Kijang Jantan. Hahahaha.

Fuih! Its always hard to say goodbye.
When the times come, dunno yet what will happen. One thing that i really know for sure, I love them muchly. Much. Much.
Muach!

0 komentar: