Jangan Larang 2012

Kamis, 26 November 2009


14.30 seat C 5,6,7,8 2010

Tadi jam setengah tiga, akhirnya aku nonton 2012. Senangnya hati bukan karena filmya, tapi kemenangan karena bisa menonton tanpa mengantri, berkat kartu ajaib Mtix milik adikku.
Setelah 3 jam memelototi layar bioskop, dengan suguhan visual effect canggih yang memanjakan mata, aku memutuskan untuk melarang pelarangan pemutaran film 2012.
Artinya, setelah melihat dengan mata kepala sendiri, aku kira tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari film tersebut. Malahan aku melihat banyak sisi positif yang dapat kita renungkan.

2012, tidak hanya melulu berisi tentang kehancuran, atau apa yang dinamakan kiamat. Ya, memang selama 3 jam, banyak tampilan bencana dahsyat dipertontonkan. Tapi kalau kita mau sejenak mencermati, bukankah 2012, berisi tentang sebuah fakta luar biasa yang kadang dilupakan oleh banyak orang sekarang ini, yaitu bahwa memang Bumi sudah semakin tua dan rentan. Wahai saudara, Bumi kita ini mempunyai umur. Bukankah, dari berbagai buku pelajaran IPA dari SD sampai SMA, kita telah diajarkan bagaimana kelahiran awal terbentuknya planet Bumi kita ini. Dan selayaknya sesuatu yang pernah lahir, maka dia pun pastinya akan berproses menjadi dewasa, tua dan kembali tiada. Itu adalah sebuah data, fakta otentik yang dapat dibuktikan oleh pelbagai bidang ilmu di semesta ini. Namun sayangnya, fakta ini, tidak lalu menjadi kesadaran bagi banyak orang. Kesombongan manusia membodohi dirinya sendiri. Berlomba untuk membangun gedung paling tinggi, menge-bor hasil bumi sampai kedalaman yang tak terhingga, mencuri, merampas, memperkosa hijaunya pepohonan menjadi gundul, botak tak seimbang.

Lalu lucunya, ketika sebuah film 2012 dan segala ramalan tentang kiamat muncul, membuat banyak orang gugup, kaget, takut, tidak siap. Kita manusia lupa, bahwa bukankah memang itu adalah hal ilmiah ter-logis yang pernah ada. Kehancuran Bumi untuk kembali dimurnikan, tidaklah perlu diramalkan. Kalau kita manusia mau sejenak bersahabat dengan alam, memanusiakan manusia, maka kita pasti tahu Bumi itu betul-betul hidup dan berputar. Selayaknya dari sesuatu yang tiada pasti kembali ke-ketiada-an. Lumrah. Ilmiah. Logis. Jadi janganlah lantas heran dan terkaget-kaget mendengar penuturan mama Loren atau Ki Gendeng Pamungkas tentang kiamat. Yang lalu harus kita cermat disini adalah, Manusia salah satu mahluk ciptaan Tuhan, yang konon paling tinggi kemampuan dan akal budinya, harus bisa membuktikan bahwa Tuhan memberi kita akal, pasti bukan untuk tidak digunakan. Mari kita gunakan akal kita untuk hidup selaras dengan bumi yang sudah semakin renta ini. Cari cara aman untuk bisa menyelamatkan generasi kita selanjutnya. Stop tebangi hutan. Berhenti bangun bangunan tinggi. Jangan gali minyak semena-mena. Mulai memanusiakan manusia.

Sebuah pernyataan menarik dari film 2012, "jika kita sudah tidak mengenal rasa kemanusiaan, maka disitulah sebenarnya peradaban manusia terhenti". Dialog dari Dr. Adrian itu kiranya patut menjadi renungan. Dikala kita manusia asyik berlomba untuk menyombongkan diri dengan menghalalkan berbagai cara, kita lupa pada hakikat manusia yaitu sebagai mahluk sosial, Homo Homini Socius. Disitulah sebenarnya letak eksistensi kita sebagai manusia, dengan memanusiakan manusia lainnya. Bukan menjadikan orang lain sebagai sapi perahan atau kelinci percobaan.

Kembali ke 2012, saya senang film ini dibuat. Dan saya kira semua orang harus tonton film ini. Supaya setidaknya, kita dapat sedikit meluangkan waktu untu berpikir bahwa, Bumi dan manusia hanyalah seumpama setitik debu di lautan yang antah berantah. Dengan demikian, besar harapannya, manusia bisa sadar bahwa entah di tahun kapanpun kiamat terjadi, kita tidak terlambat membuktikan untuk dapat menjadi manusia yang manusiawi bukan hewani. Tidak seperti sekarang ini.

Tuhan tidak murka. Kiamat mungkin tidak terjadi. Tapi kenyataan bahwa Bumi, Matahari, dan BimaSakti adalah sama tidak abadi-nya dengan kita manusia, tidak dapat dipungkiri.
Maka mari kita mulai mencurahkan hati dan pikiran untuk dapat menjadi manusia yang paling manusiawi di planet ini, karena itulah mengapa kita dilahirkan di semesta ini. Sebelum terlambat, ayo mulai sapa sesama, dekat dengan Nya, syukuri apa yang ada, dan perangi kejahatan dalam dirimu. Dan semoga selamat sampai tujuan.

Bon Voyage Little Creature!!

0 komentar: