Timoho Lala

Sabtu, 21 November 2009


Semalam aku ditemani dengan dinginnya malam mengendarai motor menuju pentas muridku dibaciro. Gelapnya malam, menyusuri jalan timoho kesukaanku. Jalan itu memang sudah sejak lama menjadi favoritku. Bagaimana tidak, ditengah kota Jogja, kita masih bisa mendapati deretan jalan dengan pohon-pohon besar dikanan kirinya. Kalau kita sejenak memandang keatas, sungguh indah, seperti gerbang selamat datang tapi dengan pohon besar sebagai aksesorisnya.
Jalan Timoho, tidak lama lagi akan kutinggalkan. Menyediakan ruang bagi kebenaran untuk bergerak berteriak. Pastinya,akan ada Timoho lain di kota berbeda.


Kalau ada sumur di ladang
Jangan lupa menumpang mandi
Kalau ada umur panjang
Boleh kita berjumpa lagi.
Mungkin di suatu pagi di tahun babi.

Lala,
(menyicil) Pamit.

0 komentar: