GURU

Minggu, 25 Oktober 2009


Siang tadi ada sedikit pembicaraan dengan salah seorang rekan guru.
Biasalah, dua guru bertemu,ya apalagi kalau bukan membicarakan muridnya.
Membentangkan bendera "generasi anti kekerasan" memang membawa konsekuensi yang berat, sesungguhnya. Itu sangat erat sekali kaitannya dengan updating mentally guru, upgrading psikologi guru, dan kerelaan hati guru untuk mau terus membaharui pribadinya, bukan hanya kemampuan akademisnya, tetapi lebih dari itu mentalitas, kepribadian seorang guru juga menjadi point penting disini.
Kalau kita mau sejenak melihat, disana sini kekerasan didunia pendidikan, justru dilakukan oleh para kaum pengajar. Sungguh ironis sekali.
Guru jaman sekarang mempunyai tuntutan yang sangat tinggi, bukan hanya profesionalitasnya, tapi lebih dari itu adalah kebijaksanannya dalam melihat seseorang, dan dalam mengenal pribadinya sendiri.
Maklumlah, sekarang ini banyak pribadi yang sakit. Entah mungkin karena arus jaman yang berlarian kesana kemari atau memang ya karena dia harus sakit.
Pribadi yang sakit ini sering menghinggapi kaum guru. Mulai dari masalah semalam tidak mendapat 'jatah' dari istrinya, utang tetangga yang sudah dioyak-oyak harus dibayar, sampai dengan intrik politik tinggi diinstansi tempat dia bekerja.
Maka, justru inilah point yang sangat sulit dan hampir betul betul membutuhkan kemampuan spesial seorang guru untuk bisa berdiri dengan teguh, damai, bijak, tenang, dewasa dan menjadi manusia seutuhnya. Untuk siapa? Ya siapa lagi kalau bukan untuk murid kita tercinta, generasi masa datang, yang salah satu perkembangannya ditentukan oleh seberapa matangnya guru yang mendampinginya.

Jadi, siapa bilang jadi guru mudah? Apalagi guru TK dan SD.
Tapi tidak ada yang tidak mungkin.
Mari kita berjibaku dengan diri kita sendiri, untuk jadi manusia yang lebih baik kembali.

0 komentar: